DIABETES MELITUS
Diabetes mellitus, penyakit gula atau kencing manis adalah suatu gangguan kronis yang bercirikan hiperglikemia (glukosa-darah terlampau meningkat) dan khususnya menyangkut metabolisme hidratarang (glukosa) di dalam tubuh. Tetapi metabolisme lemak dan protein juga terganggu.
Harapan hidup penderita diabetes mellitus rata-rata 5-10 tahun lebih rendah dan resikonya akan PJP adalah 2-4 kali lebih besar.
Penyebabnya adalah kekurangan hormon insulin, yang berfungsi memungkinkan glukosa masuk ke dalam sel untuk di metabolisir (dibakar) dan demikian dimanfaatkan sebagai sumber energy. Akibatnya ialah glukosa tertumpuk di dalam darah (hiperglikemia) dan akhirnya diekskresikan lewat kemih tanpa digunakan (glycosuria). Karena itu, produksi kemih sangat meningkat dan penderita sering berkemih, merasa amat haus, berat badan menurun dan merasa lelah. Penyebab lain adalah menurunnya kepekaan reseptor sel bagi insulin yang diakibatkan oleh makan terlalu banyak dan kegemukan (overweight). Di Indonesia penderita diabetes diperkirakan 3 juta orang atau 1,5 % dari 200 juta penduduk.
Penyakit diabetes mellitus ditandai gejala 3P, yaitu poliuria (banyak berkemih), polidipsia (banyak minum), dan polifagia (banyak makan) yang dijelaskan sebagai berikut :
Disamping naiknya kadar gula darah, diabetes bercirikan adanya “gula” dalam kemih dan banyak berkemih karena glukosa yang dieksresikan mengikat banyak air. Akibatnya timbul rasa sangat haus, kehilangan energy, turunnya berat badan serta rasa letih. Tubuh mulai membakar lemak untuk memenuhi kebutuhan energinya, yang disertai pembentukan zat-zat perombakan, antara lain aseton, asam hidroksibutirat dan diasetat, yang membuat darah menjadi asam. Keadaan ini yang disebut ketoacidosis dan terutama timbul pada tipe 1, amat berbahaya karena akhirnya dapat menyebabkan pingsan, nafas penderita yang sudah menjadi sangat kurus sering kali juga berbau aseton.
Penanganan diabetes dapat dilakukan antara lain :
1. Diet. Pokok pangkal penanganan diabetes adalah makan dengan bijaksana. Semua pasien harus mengawali diet dengan pembatasan kalori, terlebih-lebih pada pasien dengan overweight. Makanan perlu dipilih secara seksama dengan memperhatikan pembatasan lemak total, lemak trans dan lemak jenuh untuk mencapai normalisasi kadar glukosa dan lipid darah.
2. Gerak badan. Bila terdapat resistensi insulin, gerak badan secara teratur (jalan kaki, bersepeda atau olahraga) dapat menguranginya. Hasilnya insulin dapat digunakan secara lebih baik oleh sel-sel tubuh dan dosisnya pada umumnya dapat diturunkan.
3. Berhenti merokok karena nikotin dapat mempengaruhi secara buruk penyerapan glukosa oleh sel.
(sumber : Obat-obat penting)
(sumber : Obat-obat penting)